Sabtu, 14 Mei 2011

Memori Pagi dan Kampus 5 Tahun Lalu.

Kalau saya bilang sih, ini blog pasca sarjana saya karena setelah luluslah saya bikin blog ini. Setelah bangun agak siang tadi langsung disuguhi berita dari TV nya om Bakrie, berita tentang "goblog" nya anggota parlemen yg katanya punya tunjangan pulsa 14 juta per bulan. What the hell?! 14 juta perbulan kenapa mereka ga bikin akun email pribadi? masih aja bikin di Yahoo yg gratisan, itupun FAKE! Ok, semua termasuk saya jadi latah ngehina orang, marah-marah ama negara. Yeaarrgh, kata sebuah tulisan sih salah satu fungsi negara adalah untuk disalahkan, karena dari lahirnya saja yang namanya negara sudah salah! Negara pada awalnya dibuat untuk rakyat, menyatukan perjuangan melawan penjajah blablablabla... Tapi di kemudian hari, negara hanya merupakan alat kepentingan penguasa modal untuk jatah makan penguasa negara. Negara sebenarnya adalah milik para Pemodal dan Penguasa. Jadi jangan salahkan polisi, tentara, PNS, atau pion-pion korban penguasa, karena mereka adalah korban.
Dan ketika semua latah teriak "goblog, maling, penipu, dsb", saya sih senyum doang dengan pertanyaan "Lha yg milih mereka tuh siapa? yg kemakan janji gombal mereka tuh siapa? lha sekarang yg goblog siapa?"
Banyak dari mereka menggunakan pembelaan dengan anggapan, Pemilu baru adalah HARAPAN baru! FUCK!  kenapa harapan itu ga kita ciptakan sendiri? bukankah kemerdekaan kita ada di tangan kita? Lupakanlah sejarah khalifah yg maha adil, karena itu jaman dulu dan hanya orang-orang terpilih oleh Tuhan saja yg bisa begitu.
Saya ikut pemilu pertama dan terakhir adalah ketika setelah era reformasi yg partainya banyak banget itu loh, lupa tahun berapa, setelah itu dengan pergaulan saya di kampus dan konsep-konsep anarkisme yg menarik dan disesuaikan dengan kultur Indonesia,maka tidak ada lagi alasan buat saya untuk ikut pemilu lagi.
Saya pernah bertatap muka langsung dengan anggota DPRD Jateng sekitaran tahun 2005 atau 2006 ketika ada isu kenaikan BBM, kami dari BEM kampus berdemo dan diajak berdiskusi di ruang sidang dewan (sementara lucunya, teman saya ada yg makan siang bareng polisi yg ngejagain kami, karena ternyata polisi itu adalah sahabatnya dari kampung! God!!). Di ruang sidang itu saya berbicara setelah beberapa kawan senior bicara tentunya "sudahlah pak, jawaban bapak selalu saja'akan kami salurkan, akan kami sampaikan', saya tidak butuh jawaban yg seperti itu atau bahkan saya tidak butuh bapak untuk mewakili suara kami"
Saya ikut BEM untuk menyalurkan bakat berpolitik saya sebenarnya, tapi di luar BEM saya juga bergaul dengan kawan kawan apolitis dan anarkis. Secara tidak langsung saya ikut memasukan sedikit sedikit faktor kepemimpinan yg tidak terpusat dan membuat BEM kami sebagai bentuk "otonom" dalam lingkaran BEM Pusat Universitas. Contoh kasusnya adalah ketika BEM Fakultas kami sama sekali tidak mendukung Pemilu yg diadakan BEM Pusat, kami berdemo untuk menolak semua calon dan berakhir dengan bentrok bersama Menwa yg saya heran kenapa masih ada Menwa di era seperti ini!? Kami rapat tengah malam untuk menggunakan berbagai cara mengagalkan pemilu BEM Pusat, benar benar seperti rapat PKI. ahahahahah, kami bukan komunis aniway, kami sekumpulan pemuda kecewa karena calon ketua BEM pusat semuanya berada dibawah naungan parta-partai besar dalam rangka menyukseskan kandidat mereka untuk menduduki posisi Walikota yg pada tahun-tahun tersebut sedang akan diadakan Pemilihan.
Oh, betapa memori itu seakan menarik semua atmosfer masa lalu saya, hahahha.
Entah suatu ketika nanti beberapa pemikiran saya mungkin akan berubah, karena sesungguhnya yg selalu terjadi dalam kehidupan manusia adalah PERUBAHAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar