Minggu, 25 Maret 2012

PROVOKATA - KOPI HITAM UNTUK DUNIA YANG PAHIT (SINGLE)

Indie Rock / Grindcore
artwerk by : Annisa Rizkiana
PROVOKATA are : Gagas Agung, Riyan Renjanasakti, Rudi Bombtrack, Vivid Wicaksono

Adalah sebuah band dari pertemuan beberapa orang yg terlebih dulu berkecimpung di dunia HC/Punk kota Atlas Semarang. Gagas dan Pingky yang sebelumnya tergabung dalam Anjing Geladak, bertemu dengan Rudi (Harvestmoon, Gundala) dan Vivid (Scream Of Oi!). Kami tidak membatasi eksplorasi bermusik kami, dengan menjadikan grindcore sebagai benang merahnya, kami mengeksplore beberapa part musik kami dengan sentuhan psychedelic, grunge, bahkan garage rock. kami telah menuntaskan beberapa lagu kami di studio rekaman, dan single pertama yg kami rilis secara gratis adalah Kopi Hitam Untuk Dunia Yang Pahit. Dalam waktu dekat kami Provokata akan segera merilis full album dalam bentuk cakram padat. Anggap saja single ini untuk memperkenalkan kami, Provokata!

Rabu, 29 Februari 2012

Negara Suka yang Tabu

"ini adalah tulisan Saya untuk sebuah independent zine bernama KOSONG edisi ke 5 yang nyatanya sampai sekarang tak pernah terbit, hanya sekedar untuk mengulang memory di ingatan Saya bahwa Saya pernah menulis sesuatu hal semacam ini, silahkan jika berkenan membaca"


Ketika saya disuruh untuk menulis untuk zine ini, tiba tiba di detik terakhir, tema diubah menjadi “Tabu”.  Tabu dalam otak saya langsung melintas seputar urusan kelamin, bikini, senggama, dan norma.  Ketika saya Googling dengan keyword “Tabu dalam budaya jawa”, entah kenapa semuanya berkaitan dengan seks dan perempuan.WTF! Meskipun tabu sebenarnya bukan melulu tentang hal-hal itu saja. Saya ambil contoh, KOMUNIS! Katakan itu dengan lantang di depan orang-orang tua konservatif yg mengalami masa masa Indonesia 1965. Atau bisikkan kata itu di telinga orang-orang yg “sangat mencintai” Indonesia so called nasionalis atau di telinga para apatis yg menganggap bahwa semua sejarah yg disampaikan negara adalah kebenaran yang mutlak.
                Saya tidak akan pernah menyalahkan para kaum konservatif ataupun nasionalis karena mereka menganggap hal-hal yg berkaitan dengan komunis dianggap tabu oleh mereka, mungkin saya hanya akan heran kenapa otak mereka bisa begitu bebal. Siapa yg bisa disalahkan? Negara. Kenapa harus negara ini yang disalahkan? Karena Saya menganggap salah satu fungsi negara ini adalah untuk disalahkan, apalagi setelah era 1965, kehancuran komunis yg juga sebagai pertanda “WELCOME TO CAPITALISM”, di era Bung Karno, negara kita jadi salah satu boneka soviet dan RRC, di era Suharto sampai sekarang kita jadi boneka siapa saja yang mau bayar, Amerika boleh, China monggoh, Rusia silahkan. Sejak awal konsep negara selalu untuk kepentingan segelintir minoritas dan menyembunyikan kepentingan kepentingan itu dalam tetek mbengek DEMOKRASI SAMPAH yang sebenarnya hanya sebuah hal kecil dari konspirasi yg begitu besar. Oke, mungkin kalo masalah anti-negara, anarkisme, dll banyaklah yg lebih pintar dari saya (termasuk editor zine ini, hehehe).
                Oke kembali lagi kepada tabunya komunis karena negara. Karena negara? Kenapa? Buat  yg lahir taun 80an, masih ingat film Lubang Buaya ga? Kalau tidak salah itu adalah judul film yg diputar tiap 30 September malam. Saya ingat kalau saya selalu ngeri melihatnya. Film narsis Kopassus, Suharto dan orde baru. Secara tidak langsung penanaman phobia ini berlangsung 30 tahun, diantara phobia komunisme ini, ribuan nyawa tak bersalah dihukum mati tanpa pengadilan, anak dari orang tua komunis tidak bisa cari makan, dan semoga Suharto disate di neraka. Kengerian yang ditanamkan tiap tahun menjadi sebuah wahana cuci otak yang mengasyikkan bagi Negara. Penyebaran ketakutan dianggap sebagai pupuk untuk “kedekatan” rakyat kepada negaranya. Ketakutan ini kemudian hari menimbulkan rasa tabu untuk membicarakan komunisme di ruang-ruang publik, kita tidak bisa lagi berdiskusi secara bebas tentang Marx, kita tidak bisa berdiskusi tentang Lenin, tentang konsep tanpa negaranya Bakunin di warung burjo, dan yg lebih parah adalah, hal tabu tersebut menjadi semacam legalisasi untuk kekerasan bagi mereka mereka yg sebenarnya ingin tahu ada apa dengan komunis. Seperti yg kita tahu, segerombolan sarung, sorban, dan parang serta para nasionalis membubarkan diskusi tentang buku buku yg “mengandung” komunisme di beberapa tempat. Negara bodoh, rakyatnya sok tahu, demokrasi itu bualan sampah, BUBAR!!!
Berapa ratus ribu nyawa melayang dengan alasan demokrasi? Rasa tabu dan takut yg ditanamkan negara terhadap Komunisme adalah salah satu bentuk kekerasan atas nama demokrasi dan sama sekali tak bisa dibenarkan. Sekarang komunisme hancur, berikutnya adalah Islam!
                Saya bukan puritan Islam, bukan pendukung negara Islam, saya tidak sekeras Jafar Umar Tholib atau Habieb Rizieq, tapi yang saya tahu adalah proses yang sama terhadap komunis di tahun 1965 sedang terjadi kepada Islam di masa sekarang. Penyebaran ketakutan, konspirasi besar, pembodohan publik, semuanya tercitra jelas di saluran berita anda. NII palsu? Hahahahha, saya kira NII jaman sekarang adalah bentukan negara sendiri untuk segera melegalkan RUU Intelijen yg baru yang men-sah-kan seseorang untuk langsung ditangkap ketika dicurigai makar. Dan saya yakin negara sudah tahu siapa-siapa saja yg ahli melakukan cuci otak untuk bom bunuh diri, bukankah negara yg paling ahli dalam cuci otak? Adanya isu NII, menjadikan penataran P4 tentang Pancasila yg memuakkan itu kini mulai akan diadakan lagi, konsep konsep diskusi cinta negara mulai merebak lagi dengan sokongan sokongan legal dari birokrasi. Negara sebisa mungkin melindungi kepentingan mereka sendiri, kepentingan mereka untuk menjaga teorema kekuasaan mutlak negara atas rakyatnya berlanjut. Komunisme lalu kemudian Islamophobia dikembangkan dan diciptakan dalam beberapa tahun terakhir.
                Jangan percaya berita di TV, simpulkan segala sesuatu dengan mata dan otak. Lihat urutan-urutan kejadian yg jika anda memperhatikan tiap tahun pasti urutannya hampir selalu sama. Ketika sedang gonjang ganjing politik (elite tersudutkan karena tingkah laku brengsek mereka), tiba tiba aja FPI bikin ribut, atau ada bom bunuh diri. Semuanya sudah terkonsep oleh negara tentang bagaimana membuat rakyat mereka takut, dan hasilnya adalah negara berkuasa mutlak atas rakyatnya. Negara sebenarnya hanyalah elit, sedangkan buruh, karyawan, PNS, para kaum sipil hanya korban dari hal-hal yg sengaja dibikin tabu oleh negara. Maka jadilah buruh yg pintar, karyawan yg kritis, PNS yg “cerdas”, kaum sipil yg “melihat”, jangan tutup mata jangan apatis, buka pikiran untuk tidak pernah merasa tabu kepada hal-hal yang memang sepatutnya dipertanyakan! Pertanyakan segalanya!