Kamis, 16 Juni 2011

Ketika Kita Dihadang Tembok!


Sudah hampir 1,5 bulan saya lulus kuliah. Kini saya sedikit merasakan apa yg dirasakan sebagian besar lulusan perguruan tinggi rasakan. Nganggur!!! Tapi sebisa mungkin saya recharge semangat saya untuk selalu mencoba kreatif. Akhir-akhir ini selain berburu kerjaan, saya melibatkan diri saya pada komunitas sastra daerah saya. Apapun peran saya disitu, itu cukup memberi kegiatan pengusir kejenuhan dan korosi otak. Terakhir kali berkegiatan pada komunitas itu adalah sebagai pengisi sound untuk musikalisasi puisi mereka, dan saya sangat suka. Terimakasih pula kepada modem saya yg saya cinta agar saya masih tetap berkeliling "dunia". Saya sempat ingin mempublikasikan blog saya ini dengan alasan biar banyak dikomen teman sendiri, tapi kemudian setelah teringat alasan awal saya buat blog ini adalah bukan untuk tujuan rame, tapi untuk tujuan "curhat", maka saya batalkan niatan saya itu. Setelah saya pikir-pikir, niatan untuk "mempopulerkan" blog ini yg tidak sejalan dengan pemikiran awal saya terlihat mirip sekali dengan "pengkhianatan" kawan-kawan yang menjanjikan kepalan tangan, yang menjanjikan perlawanan, dan menjanjikan keteguhan.
Saya teringat kawan saya, dia sewaktu kuliah nggak suka ama PNS, tp kelar dari kuliah dia malah jadi PNS. Saya tidak pernah nge-judge dia sebagai seorang yg plin-plan, saya takut suatu saat itu akan menimpa saya.

Saya adalah seorang yang percaya bahwa sebuah tindakan revolusioner tidak harus dengan sebuah pergerakan yang besar dan hegemoni yg gila-gilaan. Pada waktu itu dalam otak saya tanamkan, mungkin kawan saya bisa melakukan tindakan "revolusioner" melalui caranya sendiri, entah melalui dalam wilayah kerjanya atau sikapnya terhadap pekerjaan tersebut, dan sepertinya kata-kata saya sedikit terbukti, dia mungkin jadi satu-satunya PNS yg bikin status di FB tentang plesetan lagu Garuda Pancasila, mungkin ini hal yg remeh di mata kita. Tidak sebesar revolusi atau perlawanan besar di mata para aktivis, tapi jangan pernah menyepelekan hal-hal kecil, siapa tau ada yg terinspirasi dari tindakan kawan saya itu dan melakukannya dengan skala yg lebih besar, hahahahahaha :p Di lain tempat, ada kawan saya pula yg jadi PNS namun bertatto dan masih bisa bikin band hardcore dan jadi tukang sablon, lalu terlintas di pikiran saya, ternyata menjadi PNS tidak seburuk pikiran saya.

Saya pun sewaktu kuliah (sampai sekarang) berharap untuk tidak menjadi PNS. Tetapi ketika semesta berkehendak lain, apa yg bisa kita lakukan? Saya tidak percaya akan konsep Negara dan Pemerintah. Mereka saya anggap paling bertanggung jawab akan segala kehancuran di Negeri yg kita injak. Saya di sini membedakan konsep antara Negeri dan Negara, saya menganggap Negeri sebagai asal muasal suatu komunitas, kelompok atau kaum, sedangkan Negara saya artikan sebagai sebuah lembaga penjajah negeri, pengatur norma dan penyeragaman bawah sadar. Saya sekarang dalam tahap terakhir interview sebuah bank swasta besar di negeri ini, saya sangat berharap untuk bekerja di bank tersebut sebagai langkah "penyelamatan" terhadap pemikiran saya. Saya lebih memandang mereka yg bekerja di swasta lebih berintegritas daripada para PNS. Meskipun ketika dipandang dari sudut para aktivis, swasta sama saja sebagai sebuah "wabah" pengeksploitasi negeri. Tapi dari skala 1-10 tentang integritas dan profesionalisme, swasta saya kasih nilai 8 dan PNS dengan nilai 6. PNS menghancurkan negara mereka sendiri? uhm, tidak bisa dikatakan seperti itu juga sih, karena saya punya kawan PNS yg berintegritas tinggi juga.
Saya sempat iseng mendaftar online sebagai PNS salah satu kementrian sekitar 1 bulan yg lalu. Saya sama sekali tidak berharap untuk lolos tes awal. Tapi sekarang nyatanya saya mendapatkan panggilan untuk tes CPNS. Ini yang saya takutkan. Saya "stress" dalam waktu menganggur ini, saya terdesak kebutuhan untuk mandiri dan membahagiakan Ibu saya, saya tidak bisa diam, saya ingin melakukan apa saja untuk pekerjaan. Sementara itu, bank swasta yg saya harapkan tak kunjung memberi panggilan. Apakah saya harus ikut CPNS itu? Bagaimana jika saya diterima? bukankah saya seperti "mengkhianati" pemikiran saya sendiri? Saya berhadapan dengan tembok!!! Mungkin ini curhatan klasik para aktifis labil seperti saya ketika mereka dihadapkan kepada tantangan dunia nyata.

Teman saya pernah bilang, kalau kamu berhadapan ama tembok besar, ya dirubuhin pake segala cara, kalo ga bisa dirubuhin ya dipanjat, kalo ga bisa ya cari jalan kaya tikus tanah, kalo ga bisa juga, pilihan terakhir adalah temboknya kamu cat sesuai selera, silahkan diorat-oret sesuai keinginan dan nikmati saja. Lalu apa pilihan saya? Saya sih berharapnya bank swasta itu segera hubungi saya dan berkata "mas udah bisa mulai kerja hari senin" dan saya ga perlu ikut CPNS. Kalaupun ikut tes CPNS ya tetep saya jalani, semenjak jadi "pengikut" buku The Secret, saya selalu yakin ada hal baik di balik segala hal. Saya mulai memikirkan perkataan teman saya tadi, untuk mengecat tembok sesuai selera saya, mengorat-oret nya dengan hati. Untungnya saya adalah individu yang percaya Tuhan, saya serahkan diri saya kepada Tuhan, dan dia melalui semesta akan mengarahkan saya kepada hal yang akan benar benar baik. Ketika kita berikan apa yang terbaik, maka kita pun akan mendapatkan yang terbaik. Kalau saya jadi PNS, saya tetep pengen mentatto tubuh saya kok, saya juga tetep bikin tabling FNB, tetep ngeband. Entahlah, yang saya takutkan adalah label pengkhianat dari kawan-kawan yang sesungguhnya tidak tahu apa yang ada dalam otak saya. Tabik.

12 komentar:

  1. hahahahaha... persis!!! tepat 100% sama saya nih situasinya!

    seandainya saya jadi PNS-pun (yang kayaknya ga mungkin) saya ga akan bangga karena saya PNS, tapi saya lega karena udah kerja..

    gimana ya, temen2 saya boleh melabeli saya apa aja, tapi anak saya suatu saat juga harus kuliah

    BalasHapus
  2. hahahahha,...
    kalo saya sih berharap anak saya bisa sekolah dr sd ampe kuliah di luar indonesia.
    wakakakaakakak

    BalasHapus
  3. teman2ku.....
    just to share...
    sesungguhnya....yang namanya kerja, semuanya sama ajah...selama itu masih didalam sistem kerja-upah, atasan-bawahan.....trus, mau itu institusi pemerintah, ataupun perusahaan swasta. Bagi aku, apa bedanya??? Semua cuma tentang kepentingan kepentingan, yah kepentingan pemimpinnya lah pasti.....Pemimpinnya perusahaan, pemimpin dari pemimpin perusahaan itu, terus pemimpin yang diatas nya lagi.....lagi lagi lagi dan lagi...
    Memang, ketika harus memutuskan untuk kerja itu berat...terlebih di suatu pekerjaan yang kita gak suka sebelumnya.....tapi, apa mau dikata?? ini dunia,kalo kita cuma bisa diam, berapa lama sih kita bakal bertahan hidup??
    Ini bukan berarti, aku mendukung kalian buat ikutan itu tes CPNS......
    Seperti yang aku bilang, kerja itu, apapun itu, yah sama ajah....Kita(orang2 yang terpaksa harus bekerja) udah terlanjur dipecah-pecah, dengan label - label pekerjaan.......
    Sekali lagi, aku rasa kerja itu sama ajah...Dan keputusan untuk bekerja, dan memilih pekerjaan, itu memang keputusan yang berat...Tentu saja semuanya ada alasan dan pertimbangan pertimbangan........
    Yang terpenting adalah, apa yang mau kita lakukan buat ngisi hidup kita.....
    Yuupp, memang pekerjaan membantu kita untuk tetap hidup.... Tapi seperti yang dikutip dari tulisan diatas "..saya tetep pengen mentatto tubuh saya kok, saya juga tetep bikin tabling FNB, tetep ngeband.", itulah yang membuat hidup menjadi HIIIDDDUUUUPPPPPPPPPP!!!!!!!!



    *ini share temen temen,mungkin klise, tapi, entahlah....susah banget nyari pilihan2...

    BalasHapus
  4. hmm, sudah pasti kawan. tidak semua orang berbakat untuk jadi wirausahawan yg bisa berdiri dengan kaki mereka sendiri. manusia punya ribuan pembenaran untuk tiap hal yg sebenarnya tidak sesuai dengan keinginan mereka, hehehehe. tp yang membedakan adalah apa yg kita lakukan untuk memberi sesuatu kepada kehidupan. meskipun kita pekerja, tp jangan sampai lupa kodrat kita sebagai manusia bebas, dan manusia yg bertanggung jawab pada semesta. Jangan sampai hidup kita hanya soal kerja, berpikir dan bersenang-senang juga perlu loh, apalagi yg namanya FNB, wajib!
    tp mungkin menjadi PNS akan menjadi sebuah hal yg "debatable" bagi sebagian kawan kawan "pergerakan", sebenarnya inilah yg ingin saya angkat. tp kembali lagi jawabannya seperti quote berikut : "kalau kamu berhadapan ama tembok besar, ya dirubuhin pake segala cara, kalo ga bisa dirubuhin ya dipanjat, kalo ga bisa ya cari jalan kaya tikus tanah, kalo ga bisa juga, pilihan terakhir adalah temboknya kamu cat sesuai selera, silahkan diorat-oret sesuai keinginan dan nikmati saja"

    BalasHapus
  5. lho? Aldiman kok sampe sini juga? hehe..
    lagi2 setuju deh, lah sekarang selama semuanya masih seperti ini mau jadi apa aja ya tetep berlawanan sama yang kita (ok, saya) yakini

    jadi karyawan swasta/wirausaha yaaa tetep aja bagian kapitalisme yang (katanya) sucks itu, yaaa.. tidur lagi aja ah, anarkis kan wajib males, wek! :p

    BalasHapus
  6. anarkis tu wajib kreatif bud. meskipun ada buku tentang Hak untuk Malas yg digunakan sebagai teorema konsep melawan kapitalis. jangan terlalu pesimis gitu ah, dari kalimat kamu kayanya kamu ga yakin ama keyakinan kamu sendiri.
    Kalau saya sih, mulai dari yg kecil dulu, konsep "keluarga" kecil bernama kolektif, dimana di situ kita aplikasikan apa yg kita yakini, ga usah terlalu ngotot untuk merubah dunia, mulailah dari yg kecil. Sesuai quote bacaan di atas : "sebuah tindakan revolusioner tidak harus dengan sebuah pergerakan yang besar dan hegemoni yg gila-gilaan"

    BalasHapus
  7. masa sih? saya pesimis? engga juga ah hehe.. kalo kata Paramore, For A Pessimist I'm Pretty Optimistic :p

    BalasHapus
  8. Nah! kalo kata Bong Chandra, lingkungan juga menentukan kamu Bud, lingkunganmu pesimis ya untuk yg pesimis kamu cukup optimis, tp di lingkungan para optimis, kamu belum cukup optimis :p

    BalasHapus
  9. asem! haha.. pantesan, saya ga punya lingkungan soalnya, sendirian melulu :))

    emang dari kalimat itu pesimisnya di mana sih? malah jadi penasaran

    BalasHapus
  10. "lah sekarang selama semuanya masih seperti ini mau jadi apa aja ya tetep berlawanan sama yang kita (ok, saya) yakini"
    ga mungkin seorang manusia ga punya lingkungan kawan :D

    BalasHapus
  11. akhirnya punya waktu juga buat ngomen wacana ini..

    oke let's clear..

    first, gw cuman bilang jadi PNS itu ga enak.. serius ga pernah enak jadi PNS.!
    kenapa?
    1. Kami (PNS) bakal dihujat banyak orang yang mikir kalo kami (PNS) hanya MAGABUT (makan gaji buta)
    2. Kami (PNS) dinilai sebagai salah satu indikator hancurnya keuangan negara..
    3. tingkah laku kami (PNS) bakal selalu dipantau oleh sebagian masyarakat, dan kalo ada yang menyimpang kalian akan membesar2kannya. padahal itu belum seberapa dengan apa yang kami lakukan di kantor *kami juga manusia yang butuh hiburan*

    banyak orang yang memandang sebelah mata terhadap kami, bahkan di salah satu situs ada yang pernah menguplot foto salah satu dari kami yang bermain game di jam kantor, dan reaksinya banyak orang yang menghujat....

    kalo kalian mau tau, kami itu bukan ga punya pekerjaan.. tapi pekerjaan kami ada di akhir bulan bahkan sangat menumpuk di akhir tahun dan akibatnya kami tidak bisa mengindahkan saat kami harus pindah tidur di kantor..

    setiap hari?
    setiap harinya kami hanya duduk manis di depan meja kami masing2. dan cobalah bayangkan setiap hari selama sekitar 8 jam kalian harus terus2an duduk manis didepan komputer tanpa mengerjakan sesuatu. saya berani bertaruh kalo kalian pasti akan membuka browser i-net ato bahkan bermain game.

    saya pun tidak memungkiri kalo saya termasuk salah satu bagian dari PNS yang suka bermain game di saat jam kantor. tapi saat kerjaan itu berdatangan, jangankan megang hp, menyentuh piring dan makanan saja saya tidak sempat. seperti hari ini, saya sama sekali belum mengisi perut saya.

    menjadi PNS itu suck tau, apalagi kalo cuman bisa jadi seorang honorer.

    ada baiknya jangan pernah memandang sebelah mata terhadap sesuatu yang belon pasti, coba telusuri lebih dalam lah...

    last.
    saya sekali lagi berani bertaruh, saat kamu telah diterima menjadi salah satu dari KAMI, kamu akan menjadi benar-benar bagian dari KAMI... dan saat itu kamu pasti bakal memposting hal seperti yang saya tulis saat ada orang yang memandang sebelah mata terhadap KAMI....

    BalasHapus
  12. "ada baiknya jangan pernah memandang sebelah mata terhadap sesuatu yang belon pasti, coba telusuri lebih dalam lah..."

    saya suka sekali komen anda. apapun bisa terjadi kepada siapapun, entah dia belerja di swasta, negeri, atau hanya pengangguran. tapi menjadi yg hanya dipandang sebelah mata itu akan sangat menyakitkan.

    BalasHapus